Selasa, 23 Oktober 2012

Kucing Egyptian Mau


Kucing Egyptian Mau adalah satu-satunya jenis alami dari kucing tutul. Kucing tersebut berwarna perak, perunggu, hitam, atau biru. Perangainya sangat aktif, cerdas, dan menghibur. Ciri-ciri yang berbeda dari kucing Egyptian Mau ini adalah bulu berbintik atau tutulnya yang kelihatan kontras dengan warna tanah. Tutul gelap tersebar secara sembarang. Kaki dan ekor sama-sama memiliki warna yang lebih gelap. Kucing ini memiliki mata hijau ekspresif, seperti memiliki garis mata yang khas, ekspresi cemas waspada di wajahnya. 

Kucing Egyptian Mau berasal dari Mesir (Egypt) dan merupakan ras kucing domestik tertua yang pernah ada. Kucing Egyptian Mau ini merupakan turunan Kucing Liar Afrika (Felis Lybica ocreata). Proses domestikasi Ras ini diperkirakan sekitar tahun 4000 s/d 2000 sebelum masehi (SM). 

Orang Mesir kuno sering menggunakan kucing ini untuk berburu burung. Banyak terlihat ukiran di dinding kuil yang menggambarkan kucing Egyptian Mau sedang berburu di daerah rawa dan menggigit burung di mulutnya. Hieroglif tertua bergambar kucing ini dibuat sekitar tahun 2200 SM. 

Sekitar tahun 2000 SM, Kucing Egyptian Mau banyak memegang peranan dalam kebudayaan Mesir kuno. Kucing ini dipuja sebagai dewa yang mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat pada masa itu. Ada sekitar 20 dewa dan dewi yang berbentuk kucing. Pada zaman ini, banyak muncul mitos dan kutukan yang berhubungan dengan kucing. 

Kucing yang mati pada zaman ini dijadikan mumi kemudian dimakamkan. Pemiliknya sekeluarga, mencukur alisnya sebagai tanda berkabung. Hal menarik lain dari zaman ini, yaitu hukuman mati bagi seseorang yang menyakiti kucing. 

Selama perang dunia ke dua, Ras Egyptian Mau terancam kepunahan. Kemudian ras ini diselamatkan oleh seorang putri Rusia yang diasingkan bernama Nathalie Troubetskoy. Ketika sedang berada di Italia, ia mendapatkan seekor kucing Egyptian Mau. Troubetskoy berusaha mengetahui lebih banyak mengenai kucing tersebut dan kemudian bertekad mengembangbiakkannya. Banyak dari kucing Egyptian Mau yang ada sekarang ini merupakan keturunan kucing-kucing Troubetskoy. 

Kucing Egyptian Mau pertama kali tampil

dalam kontes kucing di AS pada tahun 1957. Sekitar tahun 1979 CFA mengakui keberadaan ras ini. 

Tahun 2007, terdaftar 200 anak kucing ini di GCCF. Sedangkan di CFA, sampai tahun 2006 telah terdaftar 6.741 kucing Egyptian Mau. 

Kucing yang terdaftar di CFA ada 5 warna, yaitu silver, bronze, smoke, black dan blue/pewter. Untuk warna hitam tidak ada, namun diperbolehkan. Mata kucing ini berwarna keijauan. 

Egyptian Mau merupakan kucing domestik tercepat, mampu berlari dengan kecepatan 36 mph (58 Km/jam). Ras lain yang dapat berlari cepat juga adalah American Shorthair yang mampu berlari dengan kecepatan 31 mph (50 Km/jam). Egyptian Mau adalah kucing sangat kuat bila dibandingkan kucing-kucing lain yang seukurannya. 

Boleh dibilang, Kucing ini adalah miniatur cheetah. Seperti Cheetah, Mau mempunyai kaki belakang yang panjang dan kulit yang tipis dan lentur di sekitar perut dan kaki belakang. Hal ini menyebabkan kaki dapat meregang lebih jauh pada saat berlari. 

Egyptian Mau dianggap sebagai leluhur para kucing yang ada sekarang. Beberapa bentuk anatomi, perilaku dan sitem metabolisme tubuhnya berbeda dengan ras kucing lainnya. Mau sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu tubuh mereka lebih tinggi dibandingkan kucing lainnya. Mereka juga sangat sensitif terhadap obat bius dan obat-obatan lainnya. 

Umumnya masa kehamilan kucing berkisar antara 59-70 hari. Jarang sekali kucing yang hamil selama 70 hari. Lainhalnya dengan Egyptian Mau, 73 hari masih terhitung normal. 

Kucing Mau mempunyai suara yang unik. Kadang-kadang mereka mengeluarkan suara mengeong yang mirip bunyi jangkrik atau suara orang terkekeh seperti pada hyena. Perilaku lain yang cukup menarik adalah pada saat mereka sedang senang. Mereka menggerakkan kaki belakang ke atas-bawah seperti menari.


Sumber 

_____sincerely_____

Tidak ada komentar:

Posting Komentar