Kucing dikenal sebagai binatang peliharaan yang manja, salah satu karakteristiknya adalah suka dibelai. Biasakan cuci tangan setelah membelainya, sebab di balik bulunya yang lembut bisa saja ada telur cacing pita yang bisa berpindah ke tangan.
Cacing pita (Taennia) merupakan jenis cacing parasit yang banyak menginfeksi kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata), mulai dari babi, sapi hingga manusia. Telur cacing ini sering ditularkan melalui daging binatang yang terinfeksi, namun tidak dimasak hingga matang sempurna.
Meski hanya menginfeksi vertebrata, penularan cacing pita bisa juga diperantarai oleh serangga yakni kutu anjing dan kutu kucing. Oleh karena itu, kucing, anjing dan binatang peliharaan lainnya tidak hanya menularkan cacing ini melalui daging tetapi juga lewat kutu yang ada di tubuhnya.
Tanpa adanya kutu sekalipun, cacing pita juga bisa menular saat membelai binatang peliharaan yang sudah terinfeksi. Kotoran binatang tersebut pasti mengandung telur atau larva, yang kadang-kadang menempel juga di tubuhnya apalagi jika jarang dimandikan.
Oleh karena itu cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah dengan mencuci tangan setelah bersentuhan dengan binatang peliharaan. Langkah pencegahan berikutnya tentu saja menjaga kesehatan binatang peliharaan dengan sering-sering membersihkannya.
Amati juga kemungkinan adanya gejala-gejala infeksi cacing pita, obati sesegera mungkin jika memang ada infeksi. Bagi pecinta binatang, tidak sulit untuk mengenali gejala infeksi cacing pita pada peliharaannya berdasarkan berubahan perilaku dan penurunan berat badan.
Dikutip dari Therealowner, Rabu (22/12/2010), salah satu perilaku binatang peliharaan yang menunjukkan adanya infeksi cacing pita adalah sering menyeret pantat di lantai atau karpet. Mirip seperti cacing kremi, cacing pita juga menyebabkan iritasi di anus sehingga memicu rasa gatal di bagian tersebut.
Sementara itu berat badannya juga turun meski porsi makan tidak berkurang. Infeksi cacing pita menyebabkan sebagian besar nutrisi dari makanan yang disantap akan diserap oleh parasit dan tidak sempat diserap oleh tubuh binatang peliharaan.
Jika gejala-gejala itu sudah tampak, cara untuk memastikannya adalah mengamati adanya cacing dewasa pada kotoran atau muntahannya jika infeksi tersebut sampai menyebabkan binatang peliharaan mual-muntah. Agak menjijikkan memang, tapi itulah cara paling mudah untuk mendiagnosis infeksi cacing pita pada binatang.
Cacing pita (Taennia) merupakan jenis cacing parasit yang banyak menginfeksi kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata), mulai dari babi, sapi hingga manusia. Telur cacing ini sering ditularkan melalui daging binatang yang terinfeksi, namun tidak dimasak hingga matang sempurna.
Meski hanya menginfeksi vertebrata, penularan cacing pita bisa juga diperantarai oleh serangga yakni kutu anjing dan kutu kucing. Oleh karena itu, kucing, anjing dan binatang peliharaan lainnya tidak hanya menularkan cacing ini melalui daging tetapi juga lewat kutu yang ada di tubuhnya.
Tanpa adanya kutu sekalipun, cacing pita juga bisa menular saat membelai binatang peliharaan yang sudah terinfeksi. Kotoran binatang tersebut pasti mengandung telur atau larva, yang kadang-kadang menempel juga di tubuhnya apalagi jika jarang dimandikan.
Oleh karena itu cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah dengan mencuci tangan setelah bersentuhan dengan binatang peliharaan. Langkah pencegahan berikutnya tentu saja menjaga kesehatan binatang peliharaan dengan sering-sering membersihkannya.
Amati juga kemungkinan adanya gejala-gejala infeksi cacing pita, obati sesegera mungkin jika memang ada infeksi. Bagi pecinta binatang, tidak sulit untuk mengenali gejala infeksi cacing pita pada peliharaannya berdasarkan berubahan perilaku dan penurunan berat badan.
Dikutip dari Therealowner, Rabu (22/12/2010), salah satu perilaku binatang peliharaan yang menunjukkan adanya infeksi cacing pita adalah sering menyeret pantat di lantai atau karpet. Mirip seperti cacing kremi, cacing pita juga menyebabkan iritasi di anus sehingga memicu rasa gatal di bagian tersebut.
Sementara itu berat badannya juga turun meski porsi makan tidak berkurang. Infeksi cacing pita menyebabkan sebagian besar nutrisi dari makanan yang disantap akan diserap oleh parasit dan tidak sempat diserap oleh tubuh binatang peliharaan.
Jika gejala-gejala itu sudah tampak, cara untuk memastikannya adalah mengamati adanya cacing dewasa pada kotoran atau muntahannya jika infeksi tersebut sampai menyebabkan binatang peliharaan mual-muntah. Agak menjijikkan memang, tapi itulah cara paling mudah untuk mendiagnosis infeksi cacing pita pada binatang.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di All About Cats