Jumat, 29 Juli 2011

Cerita Kucing


Gara-gara melihat anak nya peor, otakku kembali berputar mengingat kucing-kucing yang pernah ada di kawasan rumahku. Kebetulan masyarakat yang ada disekitar rumahku rata-rata menyukai kucing. Khususnya para sepupuku , Lia, Khadijah, Amu dan lain-lain (gak bisa nyebutin satu-satu).  Mungkin itu salah satu faktor mengapa aku bisa menyukai kucing sampai saat ini.

Semua itu berawal ketika aku duduk di bangku sekolah dasar. Dimulai pada tahun 2005, saat itu banyak banget kucing di kawasan kami. Ada Bubu yang kami juluki nenek tercantik, karena fisiknya seperti kucing ras. Padahal kenyataannya Bubu itu adalah kucing kampung. Semua itu karena hasil kerja keras dari Faris (tetanggaku yang lainnya) yang merawatnya dengan baik sampai memvaksinnya. Ada nenek tentunya ada kakek. Kakek kucing ini kami beri nama Pujiket. Kucing yang tidak bertuan ini kalo mengeong bisa bikin telinga sakit. Beneran, entah kenapa suara kucing yang satu ini besar banget kayak speaker. Mungkin karena itu kami menjulukinya kakek sekaligus pemimpin kawasan kaswari pada saat itu. Kemudian lahir lah Pudel, Mawar, dan Melati. Tapi sayangnya yang bertahan hidup hanyalah Pudel. Tak lama kemudian Pudel pun menghilang entah kemana.
Ada pula kucing jantan yang bernama Oren. Sifat khas yang dimiliki Oren yaitu seringnya memanjati atap rumah dan masuk kedalam rumah sekaligus mengambil makanan yang ada didalam rumah tersebut. Karena itu rata-rata masyarakat disini tidak terlalu menyukai Oren. Pernah pada suatu hari ada 3 ekor kucing berwarna persis dengan Oren dan semenjak itu Oren tak muncul lagi. Kami fikir dulu itu merupakan keluarganya yang datang menjemput Oren.
 Satu lagi kucing yang tak pernah terlupakan yakni Habibi. Sesuai dengan namanya Habibi (kekasih) kucing ini yang paling disayang oleh kami. Pernah ada satu kisah dimana Habibi dipindahkan ke pasar 16, karena ia keseringan melahirkan. Satu minggu setelah dipindahkan, tak disangka Habibi kembali kerumah. Gak nyangka banget kalo dihitung bisa puluhan kilometer jarak antara rumah kami dengan pasar 16. Dan tak lama dari itu Habibi pun menghilang entah kemana.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di All About Cats

Sabtu, 23 Juli 2011

Penularan Cacing Pita ke Manusia

kittenKucing dikenal sebagai binatang peliharaan yang manja, salah satu karakteristiknya adalah suka dibelai. Biasakan cuci tangan setelah membelainya, sebab di balik bulunya yang lembut bisa saja ada telur cacing pita yang bisa berpindah ke tangan.

Cacing pita (Taennia) merupakan jenis cacing parasit yang banyak menginfeksi kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata), mulai dari babi, sapi hingga manusia. Telur cacing ini sering ditularkan melalui daging binatang yang terinfeksi, namun tidak dimasak hingga matang sempurna.

Meski hanya menginfeksi vertebrata, penularan cacing pita bisa juga diperantarai oleh serangga yakni kutu anjing dan kutu kucing. Oleh karena itu, kucing, anjing dan binatang peliharaan lainnya tidak hanya menularkan cacing ini melalui daging tetapi juga lewat kutu yang ada di tubuhnya.

Tanpa adanya kutu sekalipun, cacing pita juga bisa menular saat membelai binatang peliharaan yang sudah terinfeksi. Kotoran binatang tersebut pasti mengandung telur atau larva, yang kadang-kadang menempel juga di tubuhnya apalagi jika jarang dimandikan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di All About Cats